Hamparan batu granit dititik tertinggi Bukit Nenek |
Hujan lebat saat itu membuat kami memutuskan untuk berteduh di Gua Batu Kepale. Setengah jam berselang kami
pun melanjutkan perjalanan menjajal rute baru yang dua hari sebelumnya sengaja disiapkan Pokdarwis Desa Gudang.
Turunan curam dan licin kami lalui, sampai akhirnya aliran sungai kecil menghentikan perjalanan. Disini kami beristirahat dan mengisi ulang persediaan air. Usai rehat rombongan kembali dihadapkan dengan tanjakan terjal yang menjadi awal dari pendakian kedua menuju Bukit Nenek.
Pendakian Pertama Di Gua Batu Kepale |
Bukit Permisan Simpang Rimba |
Bukit Permisan memiliki banyak gugusan bukit, ini karena letaknya yang berbatasan dengan beberapa desa di Kecamatan Simpang Rimba. Dari sembilan gugusan bukit yang ada kami memilih Bukit Batu Kepale dan Bukit Nenek.
Bukit Nenek adalah representasi dari kekayaan alam dan tradisi masyarakat setempat. Keterikatan yang terjalin antara keduanya menyisakan sejarah dan legenda yang sampai sekarang turun temurun dikisahkan.
"Waktu akses jalan penghubung desa tidak sebagus sekarang bukit nenek adalah tempat favorit warga desa untuk berwisata, di puncak Bukit Nenek juga masyarakat rutin menggelar ritual adat guna mengucap rasa syukur atas kemakmuran desa yang kami rasakan". Ungkap Pak Muslimin, tokoh masyarakat Desa Gudang.
Keasrian Hutan di Taman Wisata Alam Bukit Permisan |
Rasanya tidak sepahit pasak bumi, kecut tapi menyegarkan. Air rebusan akar jambu hutan yang saya teguk saat itu berhasil menambah stamina untuk kembali menjelajah Bukit Nenek.
Proses pengolahan akar jambu hutan bersama Pak Pendi (topi putih merah) tokoh masyarakat Desa Gudang. |
Melepas lelah Setelah Pendakian Panjang |
0 Komentar