Seperti Ralp Fiennes di film The Menu, Dokter Buntoro secara rinci menyiapkan agenda santap durian dadakan sore itu dengan sempurna. Mulai dari jenis durian, rasa setiap durian yang dibawa sampai urutan durian mana yang harus kita eksekusi lebih dulu.
Dua durian pertama adalah durian kampung. Lemak manis, dagingnya berwarna putih dan lumer dimulut. Puja puji mengesankan untuk durian pertama .
Tidak kalah dengan durian pertama, dokter Buntoro kembali meng-unboxing durian kedua. Warna dagingnya kuning keemasan, mata kami bertiga terbelalak siap menyambar menu kedua. Lagi-lagi lemak manis, lembut dan tebal. Saya, Yuk Eli dan keponakannya tak henti memuji menu kedua.
Lemak Manis durian Kampung |
Menu pamungkas kami adalah raja durian dari Bangka Belitung, harganya memuncaki jajaran durian premium asli provinsi ini. Mari kita sambut "CUMASI".
Ada dua pohon Durian Cumasi di kebun Dokter Buntoro. Sedihnya musim tahun ini ada saja orang-orang tidak bertanggungjawab yang mencuri durian cumasi milik Dokter Buntoro.
Dokter Buntoro kembali bersiap melakukan tindakan bedah. Pisau ditangan kanan dan Cumasi ditangan kiri. Batang kelapa kembali menjadi meja operasi dokter Buntoro. Sayatan pertama ditarik lurus dari atas ke bawah, sayatan kedua bergerak sama. Tidak perlu waktu lama bongkahan emas khas cumasi terkuak dari kulitnya.
Nafsu menyantap durian kembali memuncak, padahal dua durian sebelumnya telah mengenyangkan kami bertiga. Tapi ini CUMASI. Durian yang siap merubah selera makan siapa saja yang menyantapnya.
Ada 5 slice durian cumasi yang setara 10 durian biasa. Setiap slice-nya memiliki ketebalan diatas rata-rata. Jangan bicara rasa karena ini CUMASI. Segala rasa terbaik dari durian ada di durian yang satu ini. Sejak saat itu mungkin kami sudah tidak tertarik lagi dengan jenis durian biasa. Cumasi Effect!!!
Kelezatan Durian Cumasi |
Kami kira mukbang sore itu telah berakhir, tapi Dokter Buntoro berhasil membuat kami terperangah. Ternyata ada durian paling pamungkas yang disiapkan. Durian yang membuat kami bilang, "Ternyata cumasi nggak hebat-hebat amat".
Durian misterius yang disiapkan didalam kotak berukuran sedang. Bentuknya memang kalah dari cumasih, tapi soal rasa, durian misterius ini lebih unggul.
Kami bertiga sepakat menobatkan durian misterius ini yang terbaik. Dokter Buntoro masih menyembunyikan indentitas sang durian. Dia hanya bilang jika durian ini berasal dari Parittiga yang 30 tahun lalu ditanam langsung oleh ayahnya di kebun sebelah rumah.
Mohon maaf Cumasi, sore itu durian misterius berhasil mengunggulimu dari berbagai aspek. Terimakasih pesta duriannya Dokter Buntoro, apapun yang terjadi kami siap hadir dipesta berikutnya.
0 Komentar